Hajar
Aswad adalah batu berwarna hitam kemerah-merahan, dahulu
berbentuk satu bongkahan. terletak di sudut sebelah Tenggara
Ka’bah, yaitu sudut darimana Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan jenis batu
‘RUBY’ yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ
الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ
فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar
aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada
susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. (
HR. Tirmidzi no. 877. Shahih menurut Syaikh Al Albani)
Dalam
sebuah riwayat menunjukkan bahwa bagian yang tertanam di Ka’bah adalah putih,
seperti yang diriwayatkan oleh Mujahid dalam buku Akhbar Makkah, ia berkata, “Saya
melihat ke rukun (Hajar Aswad) tatkala Abdullah bin Zubair membongkar Ka’bah. Ternyata
apa yang ada di dalam Ka’bah adalah putih. Dengan demikian bahwa bagian yang
hitam itu disebabkan oleh dosa-dosa dan ini merupakan bagian yang tampak dari
Hajar Aswad. Dan Ibnu Zhahirah berkata, “Ketahuilah bahwa jika dosa-dosa itu
memberi bekas di Hajar Aswad, maka bekasnya di dalam hati tentu jauh lebih
besar dan lebih berat.
Asal Usul Hajar Aswad
Ibrâhim as diperintahkan Allah swt membangun kembali
Ka’bah. Ia memenuhi perintah itu dibantu putranya, Ismâ’il as. Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya
membangun Ka’bah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Kaabah itu
tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertekad
untuk menjayakan tugasnya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.
Ibrahim berkata Ismail berkata,
"Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai
penanda bagi manusia."
Kemudian Ismail a.s pun pergi dari satu
bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Ismail a.s
sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba- tiba datang malaikat Jibril a.s
memberikan sebuah batu yang cantik. Ismail dengan segera membawa batu itu
kepada Ibrahim a.s. Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh
cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s
bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?" Ismail berkata, "Batu
ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."
Nabi Ibrahim
menciumi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar
Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang
bertawaf di Ka’bah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin
berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan
memberikan isyarat lambaian tangan saja. Begitulah,
sampai saat ini banyak yang berharap bisa mencium batu yang dinamai Hajar Aswad
itu.
Hajar Aswad yang menempel di sudut Ka’bah merupakan
tanda dimana arah Thawaf dimulai dan berakhir. Thawaf yaitu kegiatan
mengelilingi Ka’bah. Jadi awal Thawaf dimulai dan berakhir dari arah Hajar
Aswad. Jadi tak ada yang istimewa dari Hajar Aswad.
Hikmah Mencium Hajar Aswad
Mencium Hajar
Aswad sunnat bagi laki-laki. mencium Hajar Aswad itu mengikuti amaliyah yang
dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW. Hajar Aswad itu merupakan
tempat diperkenan doa. Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah
doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar
Aswad supaya tidak menyekutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah
Suci Mekah. Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau
mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau
hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu,
sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)." [Hadits
no 228 Kitab Sahih Muslim]. Dalam riwayat lain, bahwa Umar menghampiri
Hajar Aswad, kemudian menciumnya seraya berkata: "Sungguh aku
mengetahui bahwa engkau hanyalah batu, kamu tidak memberi mudhorot maupun
manfaat, sekiranya aku tidak melihat Rosululloh SAW menciummu niscaya aku tidak
akan menciummu". (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud)
Dengan demikian mencium Hajar Aswad itu mencerminkan
sikap kepatuhan
mengikuti Sunnah Rosul. Sedang Thowaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali, selain
mencerminkan kepatuhan juga mengingatkan orang yang Thowaf bahwa yang membangun
Ka’bah adalah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail yang menguatkan keyakinan bahwa
Islam yang kita anut ini merupakan kelanjutan dari yang pernah diajarkan oleh
Nabi Ibrahim a.s. Hal ini juga mengingatkan adanya hubungan agama yang
disampaikan Nabi Muhammad dengan Nabi Ibrahim.
Dalam hadits dijelaskan juga tentang
kemulian Hajar Aswad:
“Hajar Aswad
itu tangan kanan Alloh Azza Wajalla di muka bumi. Alloh berjabat tangan dengan
makhluk-Nya, seperti seseorang berjabat tangan dengan saudaranya”. (HR. Al
Khotib dan Ibn ‘Asyakir)
Tentang keutamaannya yang lain, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
ِإنَّ لِهَذَا الْحَجَرِ لِساَناً وَ شَفَتَيْنِ
يَشْهَدُ لِمَنْ اسْتَلَمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَقٍّ
“Sesungguhnya batu ini akan punya lisan
dan dua bibir akan bersaksi bagi orang yang menyentuhnya di hari Kiamat dengan
cara yang benar.” [HR al Hakim dan Ibnu Hibban, dan dishahihkan al Albani.
Lihat Shahihul-Jami', no. 2184.].
Sumber:
- Hajar Aswad, Batu Syurga yang Awalnya Putih. 2012. diambil dari www.rumaysho.com (Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat)
- Hikmah Ibadah Haji. 2005. Diterbitkan Departemen Agama RI
- Kisah Asal Usul Hajar Aswad. diambil dari harmoni-my.org
- Kisah Batu Hajar Aswad. 2012. diambil dari islam-menjawab-fitnah.blogspot.com
- Sejarah Batu Hajar Aswad. 2013. diambil dari www.kumpulansejarah.com
- Sejarah Hajar Aswad dicuri. 2013. diambil dari www.kisahmuslim.com
0 Response to "Benarkah, Hajar Aswad berasal dari Surga?"
Posting Komentar